Sunday, September 16, 2007

Belajar dari orang "Biasa"



"Pitutur bener iku, sayektine apantes tiniru, Nadyan metu saking wong sudra papeki, lamun becik nggone muruk, Iku pantes sira anggo" (Wulang Reh)
-Ajaran yang benar itu, sepantasnya ikutilah, sekalipun diajarkan oleh orang biasa, jika cara mengajarinya tepat, Itu pantas kau ikuti- (Kitab Wulang Reh)
Banyak hal didunia ini yang kita mungkin atau pasti tidak tahu dan Tuhan telah membukakan jendela kesempatan kepada kita untuk belajar dari orang-orang yang biasa (yang menurut saya adalah orang-orang yang sangat luar biasa).
Siapakah itu - tim kerja kita, pemain dan pelatih bola volley dan chief of the island.
Hal baru yang tidak pernah diajarkan oleh kita sebelumnya.

(Suatu pelajaran dari Cultural Trip ke Omadho, Thoodo dan Feridho island)






Hidup itu Roamirus









Roamirus atau green chilly (bhs Maldivian). Coba anda potong kecil saja sebesar kuku anda terus dikunyah...alhasil kurang dari 1 detik akan keluar asap dari telinga dan rambut anda akan tegak seperti kena tegangan tinggi 1000 volt.

Hidup ini seperti Roamirus - pedas menyengat tapi tetap dicari orang. Apakah itu untuk dijadikan pendamping makanan atau menjadi makanan utama. Ada yang bilang kalau tidak pedas maka belum makan namanya. (lesson from cultural trip dari Thoodo Island)

Welcome to the World of Roamirus - hot, spicy but lovable.

(Thoodo island, 9 September 2007)


"Male" New Adventure










Bagi yang belum pernah ke Maldives pasti belum akan pernah menginjak Male - capital city of Republic of Maldives.
Pada saat SQ 452 mendarat di Hulhule International Airport saya pikir saya sudah mendarat di Male dengan agak mengantuk saya tertawa dalam hati karena pesawat yang mendarat and landing sempurna dirunway begitu sampai diujung runway SQ452 memutar dan jalan balik lagi menuju runway (saya pikir mau take off lagi) dan ternyata balik ketengah bandara untuk parkir disebelah Srilankan Air. Sesampai dibandara saya keluar tanpa banyak birokrasi di imigrasi (udah malam kali dan ngantuk semua). Sesampai diluar saya dijemput oleh Rasheed - HR manager dan (saya pikir menuju ke taxi call and langsung ke hotel). Ternyata yang menjemput saya adalah sebuah dhoni (istilah boat di Maldivian).
Dan dari Hulhule Airport saya harus naik dhoni yg taripnya sekitar Rf 10 (80 cents) ke kota Male dengan jarak tempuh 15 menit.
Hotel "Nasandura" dengan tarip USD 65 per malam ternyata tak lebih baik dari hotel kelas bintang 3 (mungkin Ibis Jakarta jauh lebih baik).
Sudut kota Male sehari-harinya penuh dengan mayoritas gender laki-laki yang lalu lalang baik itu berdagang, jualan ikan, santai doang atau berjualan di pasar traditional.

Kota Male atau floating city berada di area Kaafu Atoll atau Male Atoll dengan penduduk sekitar 75,000 orang dengan luas hanya 1.6km square atau gabungan wilayah kuta sama seminyak lah dengan jalan raya tidak lebih dari 5 meter lebarnya. A very unique small town dengan budaya islam yang sangat kuat (99% muslim).
(Male, 12 August 2007)






Tuesday, September 11, 2007

Isyarat Hidup



Yang membuat batin tumpul adalah keinginan-keinginan kita. Keinginan kita timbul dari pikiran yang liar. Apabila batin tumpul, ia tidak akan bisa memahami rahasia alam, isyarat hidup. Jadinya orang tidak tahu makna hidupnya, tidak tahu untuk apa ia ada di dunia ini. Kemudian yang banyak terjadi adalah orang BINGUNG.

"Padha gulangen ing kalbu, ing sasmita amrih lantip, aja pijer mangan nendra, kaprawiran den kaesthi, pesunen sarinira, sudanen dhahar lan guling"

(Asahlah hatimu, agar bisa memahami rahasia hidup, jangan banyak makan dan tidur, tujulah kesempurnaan, latihlah dirimu, kurangi makan dan tidur).

(Fesdu Island - 11 September 2007)




Dessert Sirih ala Maldivian


Ini bukan keranjang yang berisi keripik ubi kayu dengan daun salam tapi ini adalah pencuci mulut penduduk lokal maldives yang bernama dhufani.
Dijaman orang-orang tua jaman baheula pasti punya tradisi mengunyah sirih (bhs jawa: nginang, nyusur) dan kayaknya tradisi itu udah hilang ditanah jawa dan bali karena udah diganti dengan close-up and pepsodent.

Penduduk lokal di Republic of Maldives masih rajin mengunyah sirih dengan dicampur dengan nut kayak buah pinang dan kapur (agak asin) plus ditambah bunga cengkeh.
Cara prakteknya - ambil kepingan kenari (nut) dan bungkus dengan daun sirih trus ambil sedikit kapur dan satu bunga cengkeh terus dikunyah. Rasanya minty dan bikin mulut segar, cuman ampas kenari dan cengkehnya itu yang bikin kotor kalau kita ludahkan keluar...

I wonder semua pinggiran di jalan male selalu ada bercak-bercak merah yang saya pikir kok banyak banget orang TBC di kota male....hahahaha...(saya udah pikir ini pasti hasil orang meludah sehabis mengunyah sirih).

Mau mencoba dessert ala Maldivian...silakan ke kota Male di Maldives (4,5 jam dari Singapore)